Menu Tutup

Pemijahan Ikan Tawes Dengan Sistem Imbas Menggunakan Ikan Mas Sebagai Pemicu dan Debit Air pada Kolam Penebaran Larva Ikan Tawes

Teknik pemijahan imbas merupakan teknik pemijahan yang dilakukan dengan cara memijahkan beberapa komoditas ikan secara bersamaan dalam satu kolam besar yang masing-masing komoditas diletakkan pada hapa yang berbeda. Pemijahan ikan tawes secara imbas dianggap lebih murah daripada teknik hipofisasi karena ikan mas perangsang bisa dipakai lebih dari sekali. Teknik pemijahan imbas ini telah dilakukan oleh UKBAT Bejiharjo pada komoditas ikan mas dan ikan tawes.

Kenapa menggunakan ikan mas dan tawes pada pemijahan sistem imbas?

Pemijahan imbas menggunakan ikan mas dan tawes memiliki alasan yaitu ikan mas memiliki waktu pemijahan yang lebih cepat dibanding dengan tawes. Sehingga ketika ikan mas betina yang tidak disuntik ovaprim dapat merangsang induk tawes untuk memijah tanpa terjadinya oviposisi (bertelurnya ikan betina pada ikan mas). Hal ini diduga karena feromon dilepaskan oleh ovari dan dikeluarkan bersama urine (Matty, 1985). Feromon menyebabkan terjadinya peningkatan hormon neurohipofisa sehingga bila kadarnya telah mencapai tingkat tertentu mengakibatkan pengeluaran telur oleh induk betina (Syafei dkk., 1991). Selain itu, dilakukan penyuntikan ovaprim pada ikan tawes betina yang berguna untuk mempercepat laju ovulasi sehingga pemijahan ikan tawes dapat terjadi lebih cepat dengan adanya feromon di perairan dan ovaprim yang disuntikkan.

Penataan hapa pada kolam dilakukan dengan meletakkan hapa ikan mas (hapa hijau) di dekat aliran air masuk (inlet) sementara hapa ikan tawes (hapa putih) berasa di dekat aliran air keluar (outlet). Hal ini supaya hormon feromon yang dikeluarkan oleh ikan mas mengalir ke hapa ikan tawes sehingga merangsang ikan tawes untuk memijah sehingga pemijahan imbas dapat terjadi lebih maksimal. Hapa yang digunakan pada pemijahan ikan mas menggunakan hapa berukuran lebih lebar dan mesh size yang besar. Wadah pemijahan ikan mas diberi ijuk sebagai tempat melekatnya telur kemudian diberi aerasi yang cukup. Jumlah aerasi yaitu satu buah per hapa. Hapa yang digunakan pada pemijahan ikan tawes memiliki ukuran yang lebih kecil dengan mesh size yang rapat supaya larva ikan tawes tidak keluar dari hapa. Hapa dilengkapi aerasi supaya telur ikan tawes tidak mengendap dan menempel di dasar hapa. Telur yang mengendap dapat membusuk dan mati. Selain itu, pemberian aerasi dilakukan untuk pengadukan telur supaya proses distribusi oksigen terjadi secara merata.

Debit air merupakan volume air yang mengalir ke suatu penampang tiap satuan waktu. Debit air yang digunakan pada kolam penebaran larva ikan tawes yaitu 5,67 liter/detik dengan hasil perhitungan volume air sebanyak 244.644 liter dan waktu pengisian selama ±12 jam yaitu 43.200 detik.

Tahap persiapan kolam penebaran larva dilakukan dengan cara pengeringan kolam bertujuan untuk menghilangkan kadar beracun yang tertinggal pada siklus budidaya sebelumnya. Tahap selanjutnya yaitu pengisian air kolam setinggi ±42 cm yang diukur pada bagian inlet dan setinggi ±57 cm yang diukur pada bagian outlet. Selama proses pengisian air kolam, diusahakan supaya frekuensi air yang masuk dan keluar tidak terlalu tinggi sehingga kualitas air kolam yang telah diberi perlakuan pemupukan dan pengapuran memiliki nilai kualitas air yang stabil dan tidak membahayakan larva tawes.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x