Menu Tutup

Kenalan dengan Ikan Gurami yuuk, Sob

Ikan gurami adalah ikan asli perairan Indonesia yang diperkirakan sudah dipelihara sejak zaman Raja Galuh di Priangan Timur , yang sekarang disebut Kabupaten Ciamis. Pada saat itu, ikan gurami hanya dinikmati oleh kalangan kerajaan. Pemeliharaan gurami lalu menyebar ke berbagai daerah di Ciamis seperti Cikoneng, Cijeungjing, Purbaratu, Sadananya, Bojongnangka, Sikamenak, Cibodas, Galunggung, Kawalu, lalu ke Singaparna di Tasikmalaya, Pulai Sumatra dan Kalimantan kemudian diintroduksi ke Asia dan Australia.

Ikan Gurami dikenal secara ilmiah sejak tahun 1802 sebagai ikan hias dan ikan konsumsi. Gurami memiliki banyak nama daerah, antara lain gurameh (Yogyakarta dan Jawa Tengah), gurame (Jakarta dan Jawa Barat), kalui (Jambi), kaluih (Sumatra Barat), kali (Palembang dan Kalimantan). Sementara di Inggris, orang menyebutnya dengan “Giant Gouramy”, karena beratnya dapat mencapai 8 kg.

Ikan gurami merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma, dan termasuk bangsa Labyrinthici. Labiyrinthici memiliki arti adanya alat pernafasan tambahan yaitu labirin. Labirin ini merupakan selaput berlekuk-lekuk yang merupakan penonjolan dari tepi atas insang pertama. Labirin memiliki pembuluh darah kapiler yang dapat mengambil zat asam pada waktu ikan muncul di permukaan. Dengan alat ini gurami mampu menyerap oksigen dari udara bebas untuk bernafas. Oleh karena itu, ikan gurami mampu hidup di air dengan kandungan oksigen terlarutnya rendah seperti air yang tidak mengalir dan berwarna hijau karena ledakan populasi plankton.

Pada umumnya, ikan gurami ditemukan di perairan yang beriklim tropis. Di alam, gurami hidup di sungai-sungai atau rawa air tawar yang berada pada ketinggian antara 50 – 600 mdpl. Suhu optimal habitat hidup gurami berkisar antara 24-280C. Kandungan oksigen terlarut di perairan sebesar 3-5 ppm, sementara derajat keasaman (pH) perairannya berkisar 7-8. Kepekaan gurami yang rendah terhadap senyawa-senyawa beracun di dalam air sangat menguntungkan. Kebanyakan ikan air tawar akan mati pada kadar karbondioksida (CO2) terlarut sebesar 15 ppm. Namun, ikan gurami masih mampu bertahan hidup meskipun kadar CO2 nya mencapai 100 ppm.

Apabila dilihat dari samping, bentuk tubuhnya pipih dan tinggi (compress) serta sirip ekor setengah lingkaran merupakan ciri bahwa ikan gurami merupakan ikan penghuni air tenang, dalam, dengan dasar perairan tidak keras dan tidak berlumpur. Dasar kolam yang keras dapat merusak tubuh gurami ketika menggosok-gosokkan tubuhnya, terutama ketika stres. Sementar dasar kolam yang berlumpur mudah diaduk-aduk gurami, terutama pada waktu mencari makan  sehingga dapat mengganggu organ pernafasan dan penglihatannya.

Pada ikan gurami muda, terdapat 8 buah garis tegak. Namun, garis tersebut akan hilang setelah gurami dewasa. Selain itu, ikan gurami muda ditutupi sisik berwarna biru kehitaman, sedangkan bagian perutnya berwarna keputihan. Menjelang dewasa, warna badan akan berubah menjadi merah kecoklatan, punggungnya berwarna merah kecoklatan, dan perutnya berwarna keperak-perakan atau kekuningan. Sisik badan  berukuran relatif besardan semakin mendekati kepala ukurannya semakin mengecil. Tepi sisik kepala terasa kasar.

Mulut gurami berukuran kecil dan miring karena rahang bawah dan atas tidak sama dan tampak menyembul. Pada rahang gurami terdapat gigi kecil berbentuk kerucut dan sederetan gigi luar yang berukuran lebih besar. Sirip punggung (dorsal) gurami berjumlah 12-13 duri dan 11-13 jari-jari dan permulaannya terletak jauh di belakang sirip dada (pectoral). Sirip dubur (anal) mempunyai 9-11 duri dan 19-21 jari-jari. Sirip perut (ventral) terletak di bawah permulaan sirip dada dan terdiri dari sebuah duri dan 5 buah jari-jari. Sirip perut ini selanjutnya mengalami modifikasi penjadi alat peraba.

Di alam bebas, gurami mempunyai kebiasaan makan makanan yang spesifik pada setiap stadium pertumbuhannya. Gurami stadium larva dan benih umumnya memakan jasad renik seperti fitoplankton, zooplankton, chlorella, kutu air, larva serangga, dan serangga air. Sementara itu, gurami dewasa cenderung lebih menyukai tumbuhan air yang lunak seperti azolla, hydrilla, kangkung air, genjer, dan apu-apu. Di kolam budidaya, gurami dewasa juga menyukai daun singkong, daun pepaya, dan dau talas/sente yang diberikan oleh petani. Pada budidaya gurami secara intensif, pemberian pakan alami berupa dedaunan saja tidak cukup, petani biasanya juga memberikan pelet atau pakan buatan pabrik yang kandungan proteinnya lebih tinggi agar pertumbuhannya optimal.

4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x